Literasi sastra adalah aspek dari literasi yang mencakup pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan cinta terhadap sastra, sehingga nilai-nilai etika, estetika, dan moral yang terkandung dalam sastra dapat meresap dan dipahami oleh banyak orang. Literasi sastra adalah jendela ke dunia imajinasi, refleksi kehidupan, dan warisan budaya suatu bangsa. Kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menghargai karya sastra adalah keterampilan yang tak ternilai, yang tidak hanya memperkaya kehidupan individu tetapi juga mengangkat budaya dan pemikiran masyarakat secara keseluruhan. Di tengah era modern yang dipenuhi dengan teknologi dan informasi instan, peran generasi muda dalam revolusi literasi sastra menjadi semakin penting.

Generasi muda memiliki peran kunci sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Generasi muda membawa semangat, rasa ingin tahu, dan kreativitas tak ternilai, yang memiliki potensi besar untuk membentuk arah budaya dan intelektual suatu bangsa. Dalam konteks literasi sastra, peran generasi muda sangat vital. Generasi muda menjadi pendorong utama dalam menghidupkan kembali minat dan apresiasi terhadap karya sastra. Ini menjadi semakin penting di era saat ini, di mana media digital menyajikan berbagai alternatif hiburan yang melimpah, bersaing untuk mendapatkan perhatian generasi muda.

Literasi sastra menjadi sangat penting dalam konteks generasi muda karena karya sastra melebihi sekadar hiburan. Sastra menjadi jendela ke dunia pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman yang mendalam. Sastra mampu menghadirkan nilai-nilai manusia yang mendalam, mengeksplorasi konflik sosial yang kompleks, menggambarkan perkembangan karakter, dan merinci perjalanan jiwa manusia. Melalui sastra, generasi muda dapat menjelajahi kehidupan dan pengalaman manusia dari berbagai sudut pandang. Karya sastra juga memiliki kekuatan untuk menggugah empati, karena membaca tentang pengalaman orang lain dapat memperluas pandangan dan menginspirasi rasa empati terhadap orang lain. Selain itu, sastra merangsang pemikiran kritis, mendorong generasi muda untuk menganalisis, mengkritik, dan merenungkan makna di balik kata-kata. Dalam era globalisasi yang semakin terhubung, pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai universal dan pengalaman manusia, seperti yang ditawarkan oleh sastra, sangat relevan dalam membentuk generasi muda yang berpikiran terbuka dan sadar akan peran mereka dalam masyarakat global yang beragam.

Tantangan yang dihadapi literasi sastra di kalangan generasi muda adalah meningkatnya distraksi dari media sosial, film, dan hiburan instan lainnya yang sering menggeser perhatian dari membaca karya sastra. Generasi muda seringkali dihadapkan pada tuntutan waktu yang ketat dan tekanan untuk menjadi produktif, yang dapat menghambat waktu yang mereka alokasikan untuk literasi sastra. Namun, peran generasi muda dalam melestarikan sastra sangatlah penting. Generasi muda harus dirangsang kembali untuk mengenal dan menikmati karya sastra sebab kesusastraan berperan mengasah budi pekerti. Salah satu solusi untuk mengatasi tantangan literasi sastra di kalangan generasi muda adalah dengan memanfaatkan teknologi. Sastra digital dan keterampilan alih wahana karya sastra dapat menjadi alternatif yang menarik bagi generasi muda untuk mengembangkan minat dan kemampuan literasi sastra. Selain itu, pembelajaran bahasa dan sastra serta pengembangan literasi menjadi bagian terpenting bagi peningkatan dan penguatan minat dan kemampuan literasi sastra. Penggunaan media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan literasi sastra, seperti dengan membagikan konten-konten yang berkaitan dengan sastra dan mengikuti akun-akun yang membahas tentang sastra. Selain itu, mengenalkan karya sastra kepada anak-anak merupakan salah satu cara meningkatkan literasi anak. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk membumikan literasi sastra kepada peserta didik agar nilai-nilai sastra dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan generasi muda dapat mengembangkan minat dan kemampuan literasi sastra yang baik, sehingga dapat memperkuat jati diri bangsa dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia dan daerah.

Revolusi literasi sastra oleh generasi muda tidak hanya berkaitan dengan membaca, tetapi juga menulis dan berkontribusi pada dunia sastra dengan karya-karya mereka sendiri. Mereka memiliki platform digital yang memungkinkan mereka untuk berbagi puisi, cerita pendek, atau esai dengan khalayak yang lebih luas daripada sebelumnya. Dengan kata lain, mereka adalah penulis, kritikus, dan pembaca sastra sekaligus.

Literasi sastra di Maluku Utara menjadi isu penting yang perlu diperhatikan, terutama di kalangan generasi muda. Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara telah menyelenggarakan kegiatan Pembinaan Literasi Generasi Muda: Penulisan Kreatif pada tanggal 29 Agustus 2022 di Kota Tidore Kepulauan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan kemampuan literasi sastra di kalangan generasi muda. Meskipun demikian, menurunnya minat generasi muda terhadap literasi bahasa Indonesia maupun bahasa daerah sudah terlihat sejak munculnya dampak globalisasi ini. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan minat dan kemampuan literasi sastra di kalangan generasi muda di Maluku Utara. Pembelajaran bahasa dan sastra serta pengembangan literasi menjadi bagian terpenting bagi peningkatan dan penguatan minat dan kemampuan literasi sastra. Dalam hal ini, peran generasi muda sangatlah penting dalam melestarikan sastra di Maluku Utara. Generasi muda harus dirangsang kembali untuk mengenal dan menikmati karya sastra sebab kesusastraan berperan mengasah budi pekerti. Salah satu solusi untuk mengatasi tantangan literasi sastra di kalangan generasi muda di Maluku Utara adalah dengan memanfaatkan teknologi. Sastra digital dan keterampilan alih wahana karya sastra dapat menjadi alternatif yang menarik bagi generasi muda untuk mengembangkan minat dan kemampuan literasi sastra. Selain itu, penggunaan media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan literasi sastra, seperti dengan membagikan konten-konten yang berkaitan dengan sastra dan mengikuti akun-akun yang membahas tentang sastra.

Duta bahasa merupakan generasi muda yang peduli untuk memperkuat jati diri bangsa dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia dan daerah. Dalam hal ini, peran duta bahasa Maluku Utara sangatlah penting dalam melestarikan bahasa dan sastra daerah. Dalam upaya meningkatkan literasi sastra di kalangan generasi muda di Maluku Utara, perlu adanya upaya untuk membumikan literasi sastra kepada peserta didik agar nilai-nilai sastra dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan generasi muda di Maluku Utara dapat mengembangkan minat dan kemampuan literasi sastra yang baik, sehingga dapat memperkuat jati diri bangsa dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia dan daerah.

Program berkelanjutan yang dijalankan oleh Duta Bahasa Provinsi Maluku Utara untuk melestarikan literasi sastra di Maluku Utara mencakup dua inisiatif utama. Pertama, program “Bedah Sastra” akan terus berlanjut dengan mengadakan diskusi buku serta bedah karya sastra secara berkala, mengundang penulis lokal dan ahli sastra untuk berbagi pemahaman mereka tentang sastra daerah. Kegiatan ini akan memberikan wadah bagi generasi muda untuk memahami, menghargai, dan berpartisipasi dalam sastra lokal. Kedua, program pemanfaatan media sosial akan terus mempromosikan sastra Maluku Utara melalui platform Instagram, membagikan konten sastra yang inspiratif dan menarik untuk memperluas dampak positif sastra dalam komunitas secara digital, membangun kesadaran, dan menjaga minat generasi muda terhadap warisan sastra daerah.

Dalam era modern, peran generasi muda dalam revolusi literasi sastra menjadi semakin penting. Program-program yang dijalankan oleh Duta Bahasa Provinsi Maluku Utara merupakan bentuk upaya untuk meningkatkan minat dan kemampuan literasi sastra di kalangan generasi muda. Program “Bedah Sastra” dan pemanfaatan media sosial melalui platform Instagram menjadi dua inisiatif utama yang dijalankan. Namun, tantangan literasi sastra di kalangan generasi muda masih ada, seperti meningkatnya distraksi dari media sosial dan hiburan instan lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang berkelanjutan untuk memperkuat jati diri bangsa dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia dan daerah. Generasi muda harus mengenal dan menikmati karya sastra, sebab kesusastraan berperan mengasah budi pekerti dan memperluas pandangan serta menginspirasi rasa empati terhadap orang lain. Dengan upaya-upaya yang terus dilakukan, diharapkan generasi muda dapat mengembangkan minat dan kemampuan literasi sastra yang baik, sehingga dapat memperkuat jati diri bangsa dan melestarikan warisan sastra daerah.

Oleh: Faisal Turuy dan Ratu Balgis Ibrahim (Duta Bahasa Provinsi Maluku Utara Tahun 2023)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *