Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara telah melaksanakan kegiatan Kemah Penulisan Cerita Pendek (Cerpen) Berbahasa Daerah Tunas Bahasa Ibu Tahun 2023. Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai tanggal 10—14 Januari 2023 di Aula Balai Latihan Kerja (BLK) Ternate, Kota Ternate.

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara, Dr. Arie Andrasyah Isa, S.S., M. Hum.. Kegiatan ini diikuti oleh siswa SMP dari empat kabupaten/kota yang merupakan peserta terbaik pada mata lomba Menulis Cerpen Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat provinsi pada tahun 2022. Empat kabupaten/kota tersebut yakni Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, dan Kabupaten Kepulauan Sula. Adapun rincian peserta yang mengikuti kegiatan kemah penulisan cerpen ini adalah sebagai berikut.

No.Nama PesertaAsal Kabupaten/KotaBahasa Daerah
1Boki Rahma S. H. SjahKota TernateTernate
2Melodi S. AhmadKota TernateTernate
3Agnes MencereniKabupaten Halmahera UtaraTobelo
4Jenifer BorikiKabupaten Halmahera UtaraTobelo
5Alisa HariantoKabupaten Halmahera SelatanMakian Dalam
6Rufida SahrilKabupaten Halmahera SelatanMakian Dalam
7Jihan FatgehiponKabupaten Kepulauan SulaSula
8Sri Devi HS. IpaKabupaten Kepulauan SulaSula

Kedelapan peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah penutur-penutur muda berbakat dalam menggunakan dan memahami bahasa daerahnya masing-masing. Setiap peserta menghasilkan satu karya cerita pendek berbahasa Indonesia dan menerjemahkannya ke dalam bahasa daerah masing-masing.

Tujuan kegiatan kemah penulisan cerita pendek ini adalah melatih para siswa agar lebih intensif dalam menulis cerita pendek berbahasa daerah sebagai tindak lanjut dari program Merdeka Belajar Episode ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah yang diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memberikan pelatihan menulis bagi siswa yang memang sudah memiliki bakat dalam menulis cerita pendek serta memberikan pendampingan dalam hal praktik menulis.

Waktu efektif selama tiga hari pelatihan, seluruh peserta dilatih/dibimbing oleh para kurator/cerpenis untuk menghasilkan cerita pendek menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Ada yang menggunakan bahasa Ternate, bahasa Tobelo, bahasa Makian Dalam, dan bahasa Sula.

Waktu yang terbatas dengan target hasil cerita pendek yang menarik dan maksimal, Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara menghadirkan sastrawan hebat dan terkenal yang sudah memiliki karya di Maluku Utara untuk menjadi pelatih. Pelatih/kurator yang dihadirkan dalam kegiatan ini adalah Ismad Sahupala (Sastrawan Maluku Utara) dan Asrul (Cerpenis Maluku Utara). Selain itu, pelatih/kurator juga berasal dari penutur jati bahasa Tobelo, Raimond Moloku dan bahasa Sula, Latif Umamit.

Dalam memaksimalkan waktu efektif selama tiga hari pelatihan, kedelapan peserta telah menghasilkan cerpen  sendiri dengan versinya masing-masing. Tema yang diangkat seputar kehidupan di dalam keluarga dan persahabatan.. Hal yang luar biasa ketika anak-anak tingkat satuan pendidikan SMP ini sudah mampu menghasilkan cerpen dengan mengangkat tema tersebut menggunakan bahasa anak-anak. Serta yang tidak kalah menariknya adalah selalu ada pesan atau nilai moral yang disampaikan oleh semua peserta di setiap akhir cerita.

Dua orang peserta yang berasal dari Kabupaten Halmahera Utara menghasilkan cerpen yang berjudul Kademaenangohi O Hinganono (Masih Ada Harapan), karya Agnes Mencereni dan O’Dagakunu Ma’Oa Ho Dumutu (Menuju Prestasi), karya Jenifer Boriki.

Dua orang peserta yang berasal dari Kabupaten Halmahera Selatan menghasilkan cerpen yang berjudul Nik Wang Lomo (Sahabat Setiaku), karya Rufida Sahril dan Kebersamaan Yak, Nik Mama, Si Ada Om Udi (Kebersamaan Aku, Ibu, dan Om Udi), karya Alisa Harianto.

Dua orang peserta yang berasal dari Kota Ternate menghasilkan cerpen yang berjudul Gunaga Romdidi Malefo (Bermuka Dua), karya Boki Rahma S. H. Sjah dan Oti Kartas Malefo (Perahu Kertas), karya Melodi S. Ahmad.

Dua orang anak yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Sula menghasilkan cerpen yang berjudul Sakolah Mahi Pon (Sekolah Pesisir), karya Jihan Fatgehipon dan Baba Bal Bihu Moya Pel (Ayah yang Tak Kunjung Pulang), karya Sri Devi HS. Ipa.

Seluruh naskah cerita pendek yang dihasilkan oleh delapan peserta yang berasal dari Provinsi Maluku Utara itu, akan digabung dengan 7 provinsi lain yang terpilih dari 34 provinsi. Cerita pendek berbahasa daerah tersebut selanjutnya dikurasi oleh kurator dan disunting oleh penyunting sehingga dihasilkan buku kumpulan cerpen/antologi. Kumpulan cerita pendek berbahasa daerah tersebut nantinya akan diluncurkan langsung oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim pada peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional di Jakarta.

Manfaat buku kumpulan cerpen ini bisa digunakan sebagai sarana pemerkuat revitalisasi bahasa daerah. Selain itu, kumpulan cerpen ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan pengayaan sebagai khazanah keberagaman bahan literasi di tanah air. Buku kumpulan cerpen yang dihasilkan ini tentunya sangat istimewa karena ditulis oleh anak-anak, dari sudut pandang dan kacamata anak-anak, serta akan dinikmati oleh anak-anak lain seusia mereka. Pelaksanaan kegiatan Kemah Penulisan Cerpen Berbahasa Daerah Tunas Bahasa Ibu ini diharapkan dapat menghasilkan cerpenis-cerpenis muda yang mewarnai kancah sastra daerah di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *