Karya sastra merupakan salah satu hasil karya sastra seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hal kesenian, karya sastra mengandung unsur keindahan yang dapat menimbulkan perasaan senang, nikmat, terharu, dan menarik perhatian penikmatnya. Endaswara menyatakan bahwa banyak gagasan tentang nilai budi pekerti dalam karya sastra seperti puisi, dongeng, drama, dan bentuk karya sastra lainnya. Dengan menangkap muatan budi pekerti pada karya sastra, kegiatan pendidikan tidak hanya sekedar mengirim pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai.1
Salah satu ragam sastra yang tersebar luas dan dimiliki oleh hampir setiap daerah di dunia, khususnya di Indonesia, adalah ragam sastra daerah. Setiap daerah di Indonesia yang mempunyai khazanah kebudayaan daerah sendiri dengan ciri keragaman bahasanya dan mempunyai ragam sastra daerah sendiri pula.2 Sastra daerah umumnya tidak dapat ditelusuri penciptaannya (anonim), dan hanya dijadikan milik sekelompok masyarakat di suatu daerah.
Sastra daerah memiliki kedudukan yang sangat penting ditengah masyarakat. Sastra daerah dapat menjadi wahana pembelajaran kita untuk memahami masyarakat dan budayanya. Disini sangat jelas bahwa sastra tidak bisa dilepaskan dari konteks kebudayaan. Menurut Didipu, sastra daerah mempunyai kedudukan sebagai berikut.3
- Sastra daerah adalah ciptaan masyarakat masa lampau atau mendahului penciptaan sastra Indonesia modern.
- Sastra daerah dapat dimasukkan dalam salah satu aspek budaya Indonesia yang perlu digali untuk memperkaya budaya nasional.
- Sastra daerah melekat pada jiwa, rohani, kepercayaan, dan adat istiadat masyarakat suatu bangsa dan yang mereka pakai untuk menyampaikan nilai-nilai luhur bagi bagi generasi muda.
- Sastra daerah mempunyai kedudukan yang strategis dan kerangka pembangunan sumber daya manusia, yaitu untuk memperkuat kepribadian keindonesiaan yang bhineka tunggal ika.
Sastra daerah lebih umum dikenal dengan sastra lisan. Hal ini dikarenakan sastra daerah merupakan jenis sastra yang kebanyakan disebarkan dari mulut ke mulut secara turun temurun. Salah satunya adalah dongeng. Dongeng merupakan cerita rakyat yang tidak terikat oleh tempat dan waktu. Berisi tentang hiburan dan khayalan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dongeng dimaksudkan sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi.
Dalam proses menyampaikan dongeng ada bahasa yang digunakan yaitu bahasa daerah, yang pada dasarnya seperti jendela atau cara memandang satu realitas kehidupan atau “dunia” dalam satu komunitas tertentu. Dengan mengetahui cara pandang kelompok itu, kita menjadi paham bagaimana norma, etika, dan pengetahuan disimpan di dalamnya. Berdasarkan data dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, diketahui bahwa Indonesia memiliki 718 bahasa daerah.4 Namun pada kenyataannya dari sekian banyak bahasa-bahasa daerah yang ada, banyak masyarakatnya yang sudah jarang menggunakan bahasa daerahnya terlebih khsus mereka yang ditinggal di wilayah perkotaan ataupun yang merantau keluar dari dearahnya, dan memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia untuk komunikasi sehari-hari. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab memudarnya bahasa daerah.
Untuk mencegah memudarnya penggunaan bahasa daerah salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mendongeng dengan bahasa daerah. Dengan cara ini orang tua bisa mengajarkan anak-anak sebagai generasi muda dan juga sebagai penerus pengguna bahasa daerah sehingga bahasa daerah tidak akan hilang begitu saja. Manfaat yang didapat dari mendongeng dalam bahasa daerah yaitu :
a. Mengajarkan Bahasa.
Dengan cara seperti ini orang tua bisa mengajarkan bahasa saat sedang mendongeng sehingga anak bisa belajar dan mengenal bahasa dearahnya.
b. Menanamkan Identitas Budaya.
Saat sedang mendongeng menggunakan bahasa daerah dan ceritanya dari sastra daerah setempat, hal ini bisa mengenalkan anak-anak akan tradisi, adat istiadat, dan kebudayaan yang ada.
c. Melestarikan Bahasa dan Budaya
Dengan mendongeng menggunakan bahasa daerah pada anak-anak bisa menjadi salah satu cara yang bisa digunakan orang tua dalam upaya melestarikan bahasa dan budaya sehingga dengan cara ini kedua hal penting ini tidak akan punah ditengah jaman yang modern ini.
Bahasa daerah atau sering juga disebut bahasa ibu yang digunakan saat mendongeng mampu memberikan pemaknaan yang lebih mendalam membentuk karakter anak karena melibatkan rasa, selera, petuah, dan kearifan lokal. Bumbu cita rasa dan kearifan lokal yang disenandungkan dan dituturkan dalam bahasa ibu ini harus dilestarikan sehingga tidak hilang. Penggunaan bahasa daerah saat mendongeng juga bisa menjadi media untuk membentuk karakter anak serta menumbuhkan kecintaan anak pada bahasa daerahnya.
DAFTAR PUSTAKA
1 Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Widyautama
2 Didipu, Herman. 2010. Sastra Daerah (Konsep Dasar, Penelitian, danPengkajiannya).Gorontalo:UNG
3 Zaidan, A. Rozak. 2000. Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi. Jakarta:Pusat Bahasa
4 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Sumber: Harian MALUT POST, Edisi Senin, 20 Desember 2021