Kajian Vitalitas Sastra Lisan Salumbe di Kabupaten Halmahera Utara

Kajian Vitalitas Sastra merupakan tahapan lanjutan dalam pelindungan sastra setelah dilakukan pemetaan sastra. Kajian ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana daya hidup sastra lisan suatu daerah. Secara umum yaitu untuk mengetahui status kebertahanan hidup sastra lisan Salumbe di Kabupaten Halmahera Utara.
Selama kegiatan kajian vitalitas sastra Salumbe dilaksanakan, selain tim dari Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara, terlibat pula beberapa orang seperti maestro, masyarakat adat, tokoh adat, pemilik sastra lisan, dan pemerhati budaya yang ada di Kabupaten Halmahera Utara.
Kajian vitalitas sastra merupakan langkah awal dalam pengonservasian sastra. Pemilihan objek kajian vitalitas sastra, yakni sastra berbahasa daerah, harus didasarkan hasil pemetaan bahasa dan pemetaan sastra. Artinya, bahasa dan persebaran sastranya sudah dipetakan. Jika sastra tersebut belum dipetakan, pemetaan sastra dapat dilaksanakan bersamaan dengan kajian vitalitasnya. Kajian vitalitas sastra difokuskan pada karya sastra lisan yang memiliki sistem pewarisan dan didukung suatu komunitas/kelompok masyarakat tertentu.
Kajian vitalitas sastra lisan Salumbe dilaksanakan di dua desa yaitu Desa Kakara dan Desa Gura, Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara. Kegiatan dilaksanakan selama 5 hari yaitu pada tanggal 30 Agustus—3 September 2021.
Vitalitas sastra dapat diketahui dari dua hal yang dihubungkan, yaitu hubungan semua variabel jenis kelamin, kelompok usia, perkawinan, etnis, pendidikan, dan bahasa ibu dengan subindeks indikator. Selain itu dilakukan pengujian pada 8 aspek sastra lisan, yaitu (1) pewarisan sastra Salumbe di kalangan generasi muda, (2) proporsi penutur Salumbe dalam populasi penduduk, (3) peralihan ranah sastra Salumbe, (4) alih wahana sastra Salumbe, (5) sastra Salumbe dalam pembelajaran sekolah, (6) sikap pemerintah terhadap sastra Salumbe, (7) sikap masyarakat terhadap sastra Salumbe, (8) jumlah dan kualitas dokumen sastra lisan. Dapat disumpulkan bahwa status daya hidup Salumbe “mengalami kemunduran” dan dibutuhkan tindakan lanjutan berupa revitalisasi sastra.
Penulis: Riskal Ahmad, dkk